Pages

Flag Counter Versi 2

free counters

Senin, 10 Oktober 2011

BAHAN BAKAR DARI BIOGAS

Semakin lama, bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak bumi, gas, dan, batubara semakin menipis. Sudah pasti bahan bakar ini akan habis. Makanya perlu dicari bahan bakar pengganti yang lebih ramah lingkungan. 

Belakangan ini sering dilentingkan pemakaian bahan bakar biogas dari kotoran hewan. Dan lumayan terbukti sih, memang banyak yang memanfaatkan kotoran hewan ini sebagai bahan bakar untuk masak, pengganti gas LPG.
Entah kenapa, pikiran gila ini mencetuskan pemikiran, apakah kotoran manusia bisa jadi penghasil Biogas juga. Logikanya sama. Bentuk dan zatnya hampir sama. Kenapa tidak bisa. itu menurut saya. Bayangkan saja, tiap hari manusia buang air besar. Jutaan ton kotoran manusia diproduksi setiap hari.
Ternyata memang bisa. Ini ada artikelnya. Hehehe, jadi kalau bikin/merencanakan rumah cobalah berpikir ke depan untuk menempatkan septik tank anda ditempat yang tepat dan dalam sistem yang tepat, sehingga bisa saja di masa depan dijadikan sumber pengganti gas bumi (LPG).  Hahaha.

Memanfaatkan Kotoran Manusia
May 24, 2008 by djunaedird
Setelah BBM naik, saya lebih banyak di rumah sekarang. Membaca beberapa artikel KOMPAS yang saya kliping, yang sebagian besar belum pernah saya baca secara detil. Setelah membuka beberapa halaman, mata saya tertuju pada tulisan yang dimuat pada hari Kamis, 15 Mei 2008 (Dikembangkan Biogas dari Kotoran Manusia). Nampaknya energi biogas ini perlu terus dikembangkan, karena tak selamanya BBM itu bersahabat dengan kita, khususnya soal harga yang kian hari kian tinggi. Dalam tulisan itu dikatakan bahwa : Energi terbarukan biogas tidak hanya dapat diproduksi di pedesaan dengan bahan baku limbah organik atau kotoran hewan, tetapi juga berpeluang digunakan di wilayah perkotaan. Biogas di perkotaan bisa didapatkan melalui pengelolaan kotoran manusia secara terpadu.
Dari 3.000 kepala keluarga di perkotaan dapat dihasilkan 225 meter kubik biogas atau setara dengan 103,5 kg elpiji setiap hari, yang dapat digunakan untuk memasak 207 keluarga.
Demikian ujar peneliti Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Abdul Kholiq di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang, pada Rabu (14/5). ”Itu tidak hanya memberikan manfaat energi terbarukan, tapi menghasilkan pula pupuk organik dan diperoleh lingkungan dengan air tanah tidak tercemar,” kata Kholiq.
Menurut dia, salah satu daerah yang mengembangkan biogas dari kotoran manusia ada di Yogyakarta. Penggeraknya adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat. Sumbernya dari limbah yang terbatas dari beberapa WC milik warga.
Pengelolaan kotoran manusia secara terpadu untuk menghasilkan biogas di kota-kota besar di Indonesia akan terkendala oleh carut-marunya infrastruktur kota. Menurut Kholiq, kondisi tersebut bisa jadi pelajaran penataan infrastruktur kota-kota baru. Misalnya, kota-kota mandiri seputar Jakarta, seperti Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bogor.
Kepala Balai Teknologi Energi BPPT Titiresmi mengatakan, untuk menunjang produksi biogas secara optimal di wilayah perkotaan dan pedesaan perlu melibatkan industri-industri tertentu yang membutuhkannya.
”Pada industri etanol dari singkong di Lampung, Balai Teknologi Energi BPPT sudah menyampaikan rancangan pengolahan limbahnya supaya diolah menjadi biogas,” kata Titiresmi.
Dari industri etanol diperoleh potensi limbah cair sebanyak 100 meter kubik per hari–yang menghasilkan 1.200 meter kubik biogas, setara dengan 744 liter minyak tanah, setara dengan 552 kg elpiji. Satu meter kubik biogas sama dengan 0,62 liter minyak tanah atau 0,46 kg elpiji.
Biogas dari kotoran manusia dihitung, dengan asumsi 1 keluarga terdiri atas 5 orang yang masing-masing menghasilkan kotoran 0,3 kilogram per hari. Dari 3.000 keluarga terkumpul 4.500 kg. Satu kilogram kotoran manusia menghasilkan 0,05 meter kubik biogas. Jadi, total bisa dihasilkan 225 meter kubik biogas, setara dengan 103,5 kg elpiji per hari.
Ketika saya masih mahasiswa dulu, kalau nggak salah 25 tahun yang lalu, dalam suatu kegiatan di pedesaan, bersama dengan Ikatab Mahasiswa Pecinta Alam (Impala) pernah mengenalkan soal biogas dari kotoran manusia. Setelah membaca tulisan itu, saya mencoba mengunjungi situs IMPALA. Ternyata soal biogas ini tak ada di sana. Mungkin dulu arsipnya nggak tersimpan.
Tapi itu nggak penting. Yang penting sekarang adalah, bagaimana agar kotoran kita yang kita produksi setiap hari itu bisa kita manfaatkan dengan optimal. Paling tidak, nantinya, kita tak lagi pusing soal septik-tank atau soal BBM yang selalu saja naik…. naik…. ke puncak gunung……. tinggi…… tinggi…………… sekali……………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar